Revolusi elektronik tidak dapat dipungkiri, menjadi salah satu penyebab berubahnya gaya dan pola hidup manusia dewasa ini. Komputerisasi, yang merupakan perwujudan visual dari operasional dunia digital mengalami perkembangan begitu pesat.
Hitungannya tidak lagi dalam bilangan tahun, bulan atau hari, melainkan ‘detik !!!’. Ditemukannya rahasia operasional bilangan binner sehingga dapat menciptakan mesin hitung (kalkulator) dianggap sebagai cikal berkembangnya komputerisasi hingga saat ini.
Banyak sisi kehidupan manusia modern yang ‘dirampas’, baik dalam keadaan sukarela menyerahkannya, maupun secara terpaksa. Dalam dunia bisnis misalnya, ‘barcode’ merupakan barisan garis ajaib yang dapat di-scan untuk mengenal kartu kredit, identifikasi diri serta data transaksi.
Di dalam rumah, dengan komputer mungil yang dinamakan remote control, pengaturan suhu ruangan (AC), setting televisi, dan sejenisnya dapat dilakukan tanpa melakukan gerakan yang berlebihan. Daftar ini dapat diperpanjang dengan contoh lainnya, seperti dalam bidang kesehatan, dunia antariksa hingga dunia pendidikan. Teknik penyampaian pembelajaran-pun mengalami perubahan yang akhirnya dikenal dengan identitas ‘teknologi pembelajaran’.
Eric Ashby mengatakan bahwa dalam sejarah peradaban manusia, setidaknya telah terjadi empat revolusi besar pada bidang teknologi pembelajaran. Revolusi pertama terjadi ketika orang tua menitipkan anak kepada seorang guru untuk mendapatkan pendidikan. Masa ini merupakan cikal bakal dimulainya sebuah profesi yang disebut guru. Guru saat itu merupakan orang yang dipandang mempunyai kelebihan. Siswa datang kepada guru untuk belajar.
Revolusi ke dua terjadi ketika manusia mengenal tulisan. Tulisan sebagai lambang-lambang yang disepakati guna menyampaikan suatu pesan. Pesan-pesan yang semula disampaikan secara lisan, sejak saat itu mulai disampaikan secara tertulis. Saat itu orang menulis dengan mempergunakan media apa saja, seperti kayu, tulang, batu, daun, sampai ditemukannya kertas pada tahun 105 oleh Cai Lun dari negeri Cina, sebagai pengganti papyrus. Sejak saat itu budaya tulis semakin berkembang pesat.
Perkembangan budaya tulis semakin pesat saat memasuki revolusi ke tiga, yakni ditemukannya mesin cetak pada abad ke 15 oleh Johannes Gutenberg. Mesin cetak membawa dampak yang sangat luas dalam komunikasi tulisan, yang semula buku ditulis dan disalin oleh orang perorang, maka setelah ditemukannya mesin cetak, tulisan dapat diterbitkan secara masal. Mesin cetak telah memberi warna kepada kehidupan manusia modern.
Pada penghujung abad ke 20 kita menyaksikan revolusi selanjutnya yang sangat menakjubkan, yaitu revolusi elektronik. Revolusi elektronik pada bidang teknologi pembelajaran dimulai sejak ditemukannya citra bergerak (motion picture) tahun 1910, siaran radio (1930), televisi pendidikan (1950) serta komputer dan internet (1980).
Awal abad 21 merupakan kelanjutan dari revolusi elektronik. Pada masa ini, dikenal berbagai istilah berkaitan dengan pembalajaran elektronik atau sering disebut e-learning (electronic learning). Konsep e-learning sendiri mencakup terminology yang sangat luas, dari mulai pembelajaran plus elektronik sampai dengan electronic based learning.
keuntungan
dari pembelajaran berbasis multimedia ini bagi pelajar, antara lain adalah:
·
Para pelajar
dapat mengatur kecepatan belajarnya secara mandiri sesuai dengan daya serap
masing-masing.
·
Informasi
yang disajikan melalui multimedia dapat lebih spesifik dan merangsang proses
belajar.
·
Pembelajaran
dengan multimedia akan sangat efektif apabila memungkinkan penampilan informasi
dalam dua saluran (media) sehingga kedua saluran tersebut dapat saling
mendukung.
Jenis –
jenis multimedia berdasarkan kegunaannya multimedia pembelajaran ada 2 macam
yaitu:
·
Multimedia
presentasi pembelajaran . Multimedia presentasi pembelajaran adalah alat bantu
guru dalam proses pembelajaran dikelas dan tidak menggantikan guru secara
keseluruhan. Contohnya Microsoft Power Point.
·
Multimedia
pembelajaran mandiri. Multimedia pembelajaran mandiri adalah sofware
pembalajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri tanpa bantuan
guru. Multimedia pembelajaran mandiri harus dapat memadukan explicit knowledge
dan tacit knowledge , mengandung fitur assemen untuk latihan,ujian dan simulasi
termasuk tahapan pemecahan masalah.Contohnya Macromedia Authorware atau Adobe
Flash.
http://mzarkasi.blogspot.com/2012/09/konsep-dasar-multimedia.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2248440-manfaat-multimedia-bagi-dunia-pendidikan/
http://m.metrotvnews.com/read/news/2013/03/01/135040/Ribuan-Pelajar-Ikuti-Pendidikan-Multimedia
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2248440-manfaat-multimedia-bagi-dunia-pendidikan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar